Kamis, 28 Februari 2008


Biogas

Biogas adalah gas yang dihasilkan dari zat-zat organik (namanya saja biogas) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Biasanya dalam pembuatan biogas digunakan kotoran dan urine dari hewan ternak, tetapi dimungkinkan juga memasukkan limbah organik seperti limbah tahu, tempe, dan yang lainnya ke dalam tabung.
Bahan-bahan organik dimasukkan ke dalam ruangan kedap udara (digester) agar bakteri dapat membusukkan (memfermentasi) bahan-bahan tersebut yang kemudian dapat menghasilkkan gas (biogas). Setelah itu gas dapat dialirkan ke tabung penyimpanan gas atau juga bisa langsung digunakan. Komposisi gas dalam biogas mengandung :
Jenis Gas Volume (%)
Methana (CH4) 40 - 70
Karbondioksida (CO2) 30 - 60
Hidrogen (H2) 0 - 1
Hidrogen Sulfida (H2S) 0 - 3
Nilai kalori dari 1 meter kubik Biogas sekitar 6.000 watt jam yang setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu, biogas sangat cocok digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan pengganti minyak tanah, LPG, butana, batubara, maupun bahan-bahan lain yang berasal dari fosil.
Limbah biogas yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) dapat digunakan sebagai pupuk organic yang kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik ini sudah dicoba pada beberapa tanaman dan hasilnya sangat baik.
Biogas memberikan solusi terhadap masalah penyediaan energi dengan murah dan tidak mencemari lingkungan. Rata-rata seekor lembu menghasilkan kotoran sebanyak 30 kg.
Kotoran akan terbawa oleh air masuk ke dalam tanah atau sungai yang kemudian mencemari air tanah dan air sungai. Kotoran lembu mengandung racun dan bakteri Colly yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungannya.Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan Karbon dioksida (CO2) yang ikut memberikan kontribusi bagi efek rumah kaca (green house effect) yang bermuara pada pemanasan global (global warming). Biogas memberikan perlawanan terhadap efek rumah kaca melalui 3 cara :
Pertama, Biogas memberikan substitusi atau pengganti dari bahan bakar fosil untuk penerangan, kelistrikan, memasak dan pemanasan.
Kedua, Methana (CH4) yang dihasilkan secara alami oleh kotoran yang menumpuk merupakan gas penyumbang terbesar pada efek rumah kaca, bahkan lebih besar dibandingkan CO2. Pembakaran Methana pada Biogas mengubahnya menjadi CO2 sehingga mengurangi jumlah Methana di udara.
Ketiga, dengan lestarinya hutan, maka akan CO2 yang ada di udara akan diserap oleh hutan yang menghasilkan Oksigen yang melawan efek rumah kaca.
Sumber:Majalah Kampus GentaEdisi 117, Thn XXXIII /27 Maret 1998halaman 35-38
Dengan sedikit perubahan

Tidak ada komentar: